Kategori
Blog Kesenian

9 Kesenian Tradisional Khas Sumatera Utara, dari Alat Musik hingga Tarian

Sumatera Utara dikenal sebagai salah satu provinsi yang kaya akan kesenian tradisional, mulai dari alat musik hingga tarian.

Nah, untuk menambah wawasan kamu mengenai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar keempat di Indonesia tersebut, berikut Randys-Restaurant rangkum daftar kesenian tradisional khas Sumatera Utara.

9 Kesenian Tradisional Khas Sumatera Utara

Terciptanya kesenian tradisional khas Sumatera Utara yang beragam tentu tak lepas dari banyaknya suku yang ada di provinsi tersebut.

Tidak hanya suku Batak saja, namun ada pula beberapa suku yang terkenal di sana, diantaranya suku Jawa, Nias, Melayu, Minang, Banjar, Tionghoa, dan Aceh.

Kesenian Tradisional Khas Sumatera Utara

Kesenian tradisional sejatinya dimiliki oleh semua provinsi di Indonesia. Ini dianggap sebagai cerminan dari provinsi tersebut, yang semestinya dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat, agar unsur-unsur keindahannya tak luntur oleh zaman.

Umumnya kesenian tradisional memiliki makna tersendiri. Begitupun dengan kesenian tradisional khas Sumatera Utara yang beraneka ragam, karena tiap suku di daerah tersebut memiliki ciri khas masing-masing.

Nah untuk memudahkan kamu memahami tentang budaya Sumatera Utara, berikut Randys-Restaurant rangkum informasi kesenian tradisional khas Sumatera Utara yang dikategorikan berdasarkan alat musik, lagu daerah, serta tari tradisional.

Alat Musik Khas Sumatera Utara

1. Aramba

Alat musik menjadi salah satu kesenian tradisional khas Sumatera Utara yang hingga saat ini masih digunakan untuk berbagai acara kebudayaan. Salah satu alat musik yang akan dibahas adalah Aramba.

Bentuknya yang bundar dan menonjol di bagian tengah, membuat Aramba biasa dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul seperti stik khusus, dan tak jarang digantung pada seutas tali selayaknya gong Jawa.

Alat musik ini diyakini berasal dari Nias dan biasanya digunakan oleh masyarakat untuk berbagai acara mulai dari upacara memanen padi, perkawinan, hingga kematian.

Biasanya untuk acara perkawinan, Aramba yang digunakan oleh masyarakat Nias adalah jenis Aramba Fatao dengan ukuran garis tengah mencapai 50 cm.

Sementara Aramba yang dipakai oleh keturunan bangsawan adalah Aramba Fatao dan Aramba Hongo dengan ukuran garis tengah berkisar 60 hingga 90 cm.

2. Hapetan

Beralih ke jenis alat musik petik, Hapetan atau Hasapi merupakan salah satu kesenian tradisional khas Sumatera Utara yang bentuknya dianggap sangat mirip dengan alat musik Kecapi.

Alat musik yang berasal dari daerah Tapanuli ini dikategorikan dalam jenis alat musik dawai dan sering kali dimainkan oleh masyarakat dari suku Batak Toba.

Hapetan biasanya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam acara gondang, seperti pertunjukan musik maupun perkawinan.

Alat musik yang terbuat dari kayu jior ataupun kayu batang pohon nangka ini, memiliki bagian untuk menyetel senar selayaknya gitar, yang terletak pada bagian ujung atas Hapetan.

3. Sarune Bolon

Tidak hanya alat musik petik saja yang termasuk dalam daftar kesenian tradisional khas Sumatera Utara, namun ada pula alat musik tiup yang terbuat dari logam yakni Sarune Bolon.

Alat musik dengan total 6 buah lubang nada ini merupakan sebuah alat musik hasil akulturasi dua budaya yaitu Aceh dan Batak.

Sarune Bolon biasanya dimainkan bersama dengan Gondrang Sipitu-pitu, Ogung, Mongmongan dan Sitalasayak pada saat upacara adat di masyarakat Simalungun.

Sementara di budaya Batak Toba, masyarakat di sana memainkan alat musik ini bersamaan dengan Taganing, Gondang, Hesek dan Adap.

Salah satu keunikan dari Sarune Bolon sendiri adalah selalu menghasilkan bunyi meskipun saat kamu hanya menghirup napas.

Alat musik ini juga sering kali dikolaborasikan bersama Gondang Sabangunan, sehingga bisa dibilang Sarune Bolon jarang sekali dimainkan sendiri dalam acara adat apapun.

Lagu Daerah Khas Sumatera Utara

4. Butet

Selain alat musik, Sumatera Utara juga memiliki beberapa lagu daerah yang tidak hanya dikenal di provinsi itu saja, namun juga seluruh Indonesia. Salah satu lagu yang mungkin familiar bagi kamu adalah Butet.

Dalam bahasa Batak, panggilan Butet ditujukan bagi anak perempuan. Lagu yang sering dinyanyikan oleh masyarakat suku Batak ini memiliki tempo mendayu dengan maknanya yang ternyata cukup memilukan.

Sebab lagu Butet mengisahkan tentang rasa rindu orang tua terhadap anak perempuannya.

Konon kabarnya, saksi asal mula lagu Butet tercipta adalah Gua Perjuangan yang berada di tengah Hutan Naga Timbul.

Meski demikian, hingga saat ini sukar untuk mengetahui siapa pencipta maupun komponis dari lagu Butet.

5. Sinanggar Tulo

Selanjutnya lagu daerah yang termasuk kesenian tradisional khas Sumatera Utara adalah Sinanggar Tulo.

Berasal dari Tapanuli, lagu Batak ini merupakan lagu populer yang banyak dinyanyikan oleh musisi, salah satunya seperti Titin Ginting.

Sinanggar Tulo sendiri mengisahkan tentang keluh kesah sang lelaki yang mau tak mau harus menuruti perintah sang ibu dalam hal perjodohan.

Ia diminta untuk memilih kekasih yang berasal dari Marga Tobing dan juga termasuk Pariban. Maksudnya, sang kekasih haruslah bermarga sama dengan sang ibu dari pihak lelaki.

6. Ketabo

Kesenian tradisional khas Sumatera Utara berikutnya yang termasuk dalam kategori lagu daerah adalah Ketabo.

Lagu Mandailing yang dalam bahasa Indonesia artinya “marilah” ini diciptakan oleh Nahum Situmorang.

Maknanya untuk mengajak wisatawan agar berkunjung ke Kota Sidimpuan, yang terkenal dengan perkebunan salaknya, terutama di kawasan kaki Gunung Lubukraya.

Tidak hanya itu saja, Lagu Ketabo ini juga mengisyaratkan bahwa saat musim Salak tiba, wisatawan dapat melihat gadis-gadis cantik yang berjualan.

Jika nantinya terpincut akan pesona gadis Sidempuan, mungkin bisa melanjutkannya ke tahap Markusip atau dalam istilah Mandailing artinya memadu kasih.

Tarian Khas Sumatera Utara

7. Tari Tor-tor

tarian adat sumatera utara

Tari Tor-tor merupakan salah satu jenis tarian yang berasal dari suku Batak. Kesenian tradisional khas Sumatera Utara ini biasa dilakukan guna melengkapi berbagai acara penting, seperti pesta perkawinan, acara pengangkatan raja, dan ritual untuk mengatasi musibah.

Konon katanya, tarian Tor-tor hanya berkembang di kehidupan suku Batak yang berada di sekitar kawasan Toba, Samosir, dan sebagian kawasan Humbang.

Namun setelah masuknya ajaran Kristen di Silindung, tarian ini dikenal sebagai tarian modern dengan nyanyian sebagai pengiringnya.

Ketika menari, seorang penari Tor-tor hanya perlu memakai kain ulos yang merupakan tenun khas Batak.

Umumnya ulos yang digunakan oleh penari ada dua macam, yaitu ulos khusus ikat kepala dan ulos selendang.

8. Tari Sekapur Sirih

Tarian berikutnya yang termasuk kesenian tradisional khas Sumatera Utara ialah Tari Sekapur Sirih.

Tarian ini dikhususkan untuk menyambut tamu dalam suatu perayaan besar, di mana para penari khususnya wanita membawa bunga untuk ditaburkan.

Umumnya, Tari Sekapur Sirih dilakukan oleh 12 penari, yang terbagi menjadi 9 penari perempuan dan 3 penari laki-laki.

9. Tari Souan

Terakhir, tarian yang termasuk kesenian tradisional khas Sumatera Utara adalah Tari Souan. Tarian ini berasal dari Tapanuli Utara yang dipercaya sebagai media untuk ritual penyembuhan penyakit.

Tari Souan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menarikannya.

Dahulu, tarian ini kerap dilakukan oleh dukun di sekitar kawasan Tapanuli Utara dengan membawa cawan berisi sesajen.

Sesajen inilah yang konon digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang menjangkit di masyarakat.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, makna dari Tari Souan pun bergeser dan jarang sekali digunakan sebagai ritual.

Nah itulah beragam kesenian tradisional khas Sumatera Utara. Ketika pandemi corona ini berakhir, kamu bisa loh mengunjungi provinsi Sumatera Utara untuk mengeksplor keindahannya maupun seni budaya yang ada di sana.