Kategori
Blog Kesenian

9 Kesenian Tradisional Khas Sumatera Utara, dari Alat Musik hingga Tarian

Sumatera Utara dikenal sebagai salah satu provinsi yang kaya akan kesenian tradisional, mulai dari alat musik hingga tarian.

Nah, untuk menambah wawasan kamu mengenai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar keempat di Indonesia tersebut, berikut Randys-Restaurant rangkum daftar kesenian tradisional khas Sumatera Utara.

9 Kesenian Tradisional Khas Sumatera Utara

Terciptanya kesenian tradisional khas Sumatera Utara yang beragam tentu tak lepas dari banyaknya suku yang ada di provinsi tersebut.

Tidak hanya suku Batak saja, namun ada pula beberapa suku yang terkenal di sana, diantaranya suku Jawa, Nias, Melayu, Minang, Banjar, Tionghoa, dan Aceh.

Kesenian Tradisional Khas Sumatera Utara

Kesenian tradisional sejatinya dimiliki oleh semua provinsi di Indonesia. Ini dianggap sebagai cerminan dari provinsi tersebut, yang semestinya dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat, agar unsur-unsur keindahannya tak luntur oleh zaman.

Umumnya kesenian tradisional memiliki makna tersendiri. Begitupun dengan kesenian tradisional khas Sumatera Utara yang beraneka ragam, karena tiap suku di daerah tersebut memiliki ciri khas masing-masing.

Nah untuk memudahkan kamu memahami tentang budaya Sumatera Utara, berikut Randys-Restaurant rangkum informasi kesenian tradisional khas Sumatera Utara yang dikategorikan berdasarkan alat musik, lagu daerah, serta tari tradisional.

Alat Musik Khas Sumatera Utara

1. Aramba

Alat musik menjadi salah satu kesenian tradisional khas Sumatera Utara yang hingga saat ini masih digunakan untuk berbagai acara kebudayaan. Salah satu alat musik yang akan dibahas adalah Aramba.

Bentuknya yang bundar dan menonjol di bagian tengah, membuat Aramba biasa dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul seperti stik khusus, dan tak jarang digantung pada seutas tali selayaknya gong Jawa.

Alat musik ini diyakini berasal dari Nias dan biasanya digunakan oleh masyarakat untuk berbagai acara mulai dari upacara memanen padi, perkawinan, hingga kematian.

Biasanya untuk acara perkawinan, Aramba yang digunakan oleh masyarakat Nias adalah jenis Aramba Fatao dengan ukuran garis tengah mencapai 50 cm.

Sementara Aramba yang dipakai oleh keturunan bangsawan adalah Aramba Fatao dan Aramba Hongo dengan ukuran garis tengah berkisar 60 hingga 90 cm.

2. Hapetan

Beralih ke jenis alat musik petik, Hapetan atau Hasapi merupakan salah satu kesenian tradisional khas Sumatera Utara yang bentuknya dianggap sangat mirip dengan alat musik Kecapi.

Alat musik yang berasal dari daerah Tapanuli ini dikategorikan dalam jenis alat musik dawai dan sering kali dimainkan oleh masyarakat dari suku Batak Toba.

Hapetan biasanya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam acara gondang, seperti pertunjukan musik maupun perkawinan.

Alat musik yang terbuat dari kayu jior ataupun kayu batang pohon nangka ini, memiliki bagian untuk menyetel senar selayaknya gitar, yang terletak pada bagian ujung atas Hapetan.

3. Sarune Bolon

Tidak hanya alat musik petik saja yang termasuk dalam daftar kesenian tradisional khas Sumatera Utara, namun ada pula alat musik tiup yang terbuat dari logam yakni Sarune Bolon.

Alat musik dengan total 6 buah lubang nada ini merupakan sebuah alat musik hasil akulturasi dua budaya yaitu Aceh dan Batak.

Sarune Bolon biasanya dimainkan bersama dengan Gondrang Sipitu-pitu, Ogung, Mongmongan dan Sitalasayak pada saat upacara adat di masyarakat Simalungun.

Sementara di budaya Batak Toba, masyarakat di sana memainkan alat musik ini bersamaan dengan Taganing, Gondang, Hesek dan Adap.

Salah satu keunikan dari Sarune Bolon sendiri adalah selalu menghasilkan bunyi meskipun saat kamu hanya menghirup napas.

Alat musik ini juga sering kali dikolaborasikan bersama Gondang Sabangunan, sehingga bisa dibilang Sarune Bolon jarang sekali dimainkan sendiri dalam acara adat apapun.

Lagu Daerah Khas Sumatera Utara

4. Butet

Selain alat musik, Sumatera Utara juga memiliki beberapa lagu daerah yang tidak hanya dikenal di provinsi itu saja, namun juga seluruh Indonesia. Salah satu lagu yang mungkin familiar bagi kamu adalah Butet.

Dalam bahasa Batak, panggilan Butet ditujukan bagi anak perempuan. Lagu yang sering dinyanyikan oleh masyarakat suku Batak ini memiliki tempo mendayu dengan maknanya yang ternyata cukup memilukan.

Sebab lagu Butet mengisahkan tentang rasa rindu orang tua terhadap anak perempuannya.

Konon kabarnya, saksi asal mula lagu Butet tercipta adalah Gua Perjuangan yang berada di tengah Hutan Naga Timbul.

Meski demikian, hingga saat ini sukar untuk mengetahui siapa pencipta maupun komponis dari lagu Butet.

5. Sinanggar Tulo

Selanjutnya lagu daerah yang termasuk kesenian tradisional khas Sumatera Utara adalah Sinanggar Tulo.

Berasal dari Tapanuli, lagu Batak ini merupakan lagu populer yang banyak dinyanyikan oleh musisi, salah satunya seperti Titin Ginting.

Sinanggar Tulo sendiri mengisahkan tentang keluh kesah sang lelaki yang mau tak mau harus menuruti perintah sang ibu dalam hal perjodohan.

Ia diminta untuk memilih kekasih yang berasal dari Marga Tobing dan juga termasuk Pariban. Maksudnya, sang kekasih haruslah bermarga sama dengan sang ibu dari pihak lelaki.

6. Ketabo

Kesenian tradisional khas Sumatera Utara berikutnya yang termasuk dalam kategori lagu daerah adalah Ketabo.

Lagu Mandailing yang dalam bahasa Indonesia artinya “marilah” ini diciptakan oleh Nahum Situmorang.

Maknanya untuk mengajak wisatawan agar berkunjung ke Kota Sidimpuan, yang terkenal dengan perkebunan salaknya, terutama di kawasan kaki Gunung Lubukraya.

Tidak hanya itu saja, Lagu Ketabo ini juga mengisyaratkan bahwa saat musim Salak tiba, wisatawan dapat melihat gadis-gadis cantik yang berjualan.

Jika nantinya terpincut akan pesona gadis Sidempuan, mungkin bisa melanjutkannya ke tahap Markusip atau dalam istilah Mandailing artinya memadu kasih.

Tarian Khas Sumatera Utara

7. Tari Tor-tor

tarian adat sumatera utara

Tari Tor-tor merupakan salah satu jenis tarian yang berasal dari suku Batak. Kesenian tradisional khas Sumatera Utara ini biasa dilakukan guna melengkapi berbagai acara penting, seperti pesta perkawinan, acara pengangkatan raja, dan ritual untuk mengatasi musibah.

Konon katanya, tarian Tor-tor hanya berkembang di kehidupan suku Batak yang berada di sekitar kawasan Toba, Samosir, dan sebagian kawasan Humbang.

Namun setelah masuknya ajaran Kristen di Silindung, tarian ini dikenal sebagai tarian modern dengan nyanyian sebagai pengiringnya.

Ketika menari, seorang penari Tor-tor hanya perlu memakai kain ulos yang merupakan tenun khas Batak.

Umumnya ulos yang digunakan oleh penari ada dua macam, yaitu ulos khusus ikat kepala dan ulos selendang.

8. Tari Sekapur Sirih

Tarian berikutnya yang termasuk kesenian tradisional khas Sumatera Utara ialah Tari Sekapur Sirih.

Tarian ini dikhususkan untuk menyambut tamu dalam suatu perayaan besar, di mana para penari khususnya wanita membawa bunga untuk ditaburkan.

Umumnya, Tari Sekapur Sirih dilakukan oleh 12 penari, yang terbagi menjadi 9 penari perempuan dan 3 penari laki-laki.

9. Tari Souan

Terakhir, tarian yang termasuk kesenian tradisional khas Sumatera Utara adalah Tari Souan. Tarian ini berasal dari Tapanuli Utara yang dipercaya sebagai media untuk ritual penyembuhan penyakit.

Tari Souan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menarikannya.

Dahulu, tarian ini kerap dilakukan oleh dukun di sekitar kawasan Tapanuli Utara dengan membawa cawan berisi sesajen.

Sesajen inilah yang konon digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang menjangkit di masyarakat.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, makna dari Tari Souan pun bergeser dan jarang sekali digunakan sebagai ritual.

Nah itulah beragam kesenian tradisional khas Sumatera Utara. Ketika pandemi corona ini berakhir, kamu bisa loh mengunjungi provinsi Sumatera Utara untuk mengeksplor keindahannya maupun seni budaya yang ada di sana.

Kategori
Blog Kesenian

15 Permainan Tradisional Indonesia yang Bikin Kangen Masa Kecil

Masih ingat dengan permainan tradisional Indonesia, yang keberadaannya kini sudah tergerus zaman? Kira-kira, permainan tradisional apa yang paling berkesan dan bikin kangen masa kecil kamu?

15 Permainan Tradisional Indonesia

Gadget Menggantikan Peran Permainan Tradisional

Seperti yang diketahui, kini mayoritas anak-anak Indonesia di semua kalangan, lebih tertarik untuk memainkan gadget, smartphone, video game, hingga game online.

Terlebih, pandemi Covid juga membuat anak-anak sulit berekspresi di dunia luar, sehingga hanya gadget yang bisa dijadikan alat hiburan di rumah.

Bukan tanpa alasan, mengapa permainan tradisional jauh lebih baik dari permainan moderen saat ini. Hal itu dikarenakan, gadget memiliki beberapa dampak negatif bagi mental, sosial, hingga kesehatan anak.

Nah, mumpung sebentar lagi Indonesia akan memperingati hari kemerdekaan, sepertinya akan menjadi kegiatan yang asyik untuk melihat kilas balik deretan permainan tradisional zaman dulu, untuk dijadikan perlombaan 17 Agustus-an.

Meski dalam kondisi pandemi, beberapa permainan tradisional Indonesia ini, tetap bisa dimainkan dengan mengikuti protokol kesehatan kok. Jadi, gak ada alasan untuk kembali mengenang keseruan permainan tersebut!

Permainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak, remaja hingga orang dewasa ini, ternyata juga sangat bermanfaat untuk memicu kreativitas, sekaligus bisa menyehatkan tubuh.

Yuk, daripada penasaran langsung saja intip deretan permainan tradisional Indonesia! Anak zaman sekarang, mana tahu betapa mengasyikkannya permainan ini!

15 Permainan Tradisional Indonesia

1. Congklak

Permainan tradisional Indonesia yang pertama adalah congklak. Permainan yang menggunakan biji kerang dan papan berlubang ini, hanya bisa dimainkan oleh dua orang saja.

Untuk lubang papannya sendiri terdiri dari 16 lubang, sementara biji kerangnya memiliki 98 buah. Biji akan diletakan di setiap lubang dengan jumlah yang sama, kecuali lumbang yang besar di sisi kanan dan kiri.

Untuk cara bermainnya, kamu harus tentukan siapa yang akan mulai jalan terlebih dulu. Pemain pertama akan jalan dengan cara meletakan satu persatu biji, di setiap lubang dari kiri ke kanan sampai habis, dan ambil lagi biji di tempat terakhir biji diletakan.

Lakukan hal tersebut sampai biji masuk di lubang yang kosong, dan bergantian dengan pemain kedua.

Jika, lubang besar yang ada di sisi kiri mu memiliki biji lebih banyak, maka kamu adalah pemenangnya.

2. Bola Bekel

Permainan tradisional yang selanjutnya adalah bola bekel. Permainan yang satu ini, hanya membutuhkan bola karet yang bisa memantul, dan biji yang terbuat dari tembaga/kuningan.

Meski hanya memantulkan bola dan mengambil biji, permainan ini ternyata uga butuh keahlian, kecepatan tangan, dan konsentrasi yang penuh. Jika tidak, kamu tidak akan naik level, dan kalah dengan pemain yang lain.

Permainan ini, juga bisa dimainkan dengan beberapa orang, dengan cara bergantian. Nah, semakin tinggi level yang sudah kamu lalui, maka permainan akan semakin menantang.

Karena, yang awalnya kamu hanya mengambil biji satu persatu, di level tertentu kamu harus mengambil biji sekaligus enam, dalam sekali pantulan bola.

3. Lompat Karet

Siapa di sini, yang sehabis pulang sekolah langsung main lompat karet? Ya, permainan tradisional yang satu ini memang sangat mengasyikan.

Permainan yang biasa dimainkan oleh para anak-anak perempuan ini, juga harus diperlukan keahlian, terutama dalam hal melompat tinggi.

Karetnya sendiri juga menggunakan karet gelang, yang disambung menjadi sebuah tali panjang yang tidak mudah putus.

Permainan ini, bisa dilakukan oleh banyak orang. Dua orang di antaranya harus menjadi penjaga karet dan harus memegangnya, sampai ada pemainnya yang gagal, lalu bergantian jaga.

4. Jingkrak/Engklek/Kotak Sembilan

Untuk permainan tradisional yang satu ini, tidak memerlukan properti yang penting. Karena kamu, hanya memerlukan pecahan genting tanah liat saja, dan lahan tanah yang cukup luas serta rata.

Selanjutnya, kamu bisa mulai membuat garis yang membentuk kotak, berjumlah sembilan buah, serta pecahan genting untuk dilemparkan.

Permainan ini sangat sederhana, karena cara bermainnya hanya cukup melemparkan pecahan genting ke dalam kotak, dan kamu harus melompat sampai kotak yang terdapat pecahan genting tadi.

Selain, membutuhkan keseimbangan melompat dengan satu kaki, pemain juga harus konsentrasi saat melempar genting ke dalam kotak. Jika meleset, maka kamu harus mengulangnya dari awal.

5. Kucing Jongkok

Selanjutnya ada permainan kucing jongkok, yang juga tidak memerlukan properti apapun, untuk memainkan. Karena kamu hanya perlu mengumpulkan orang sebanyak mungkin untuk dijadikan peserta.

Di sini kamu hanya perlu menentukan siapa yang akan menjadi kucing (satu orang), untuk mengejar-kejar peserta yang tidak jongkok. Jika ada peserta yang tertangkap kucing, maka ia harus bergantian menjadi kucingnya.

Permainan tradisional ini, memang harus membutuhkan kerja sama yang kuat dan kejujuran. Karena, jika peserta yang sudah jongkok, tidak bisa berdiri kecuali ditolong oleh peserta lain yang tidak sedang jongkok dengan pengawasan kucing. Unik ya!

6. Kelereng

Siapa yang sampai sekarang masih mengoleksi kelereng atau gundu? Ya, permainan tradisional ini sangat keren pada zamannya.

Karena, siapa yang memiliki banyak kelereng, dengan jenis tertentu mereka bisa disebut keren.

Ada banyak jenis permainan kelereng, yang intinya kamu harus menyentil kelereng lawan hingga tepat sasaran.

Jika tepat sasaran, maka kelereng lawan bisa menjadi milikmu.

7. Petak Umpet

Sama seperti permainan kucing jongkok, permainan tradisional petak umpet juga tidak membutuhkan properti apa-apa, dan hanya membutuhkan peserta saja.

Petak umpet juga hanya membutuhkan satu orang penjaga, yang akan mencari semua peserta yang bersembunyi, sampai semuanya ditemukan.

Uniknya, penjaga dipilih dengan cara disebut urutan barisnya oleh penjaga sebelumnya.

Ada hal yang mungkin bikin kamu rindu dari permainan ini, yakni ada peserta yang pulang dan tidak bersembunyi, sehingga penjaga kewalahan untuk menemukannya. Hehe jahil ya!

8. Egrang

Permainan tradisional Indonesia yang selanjutnya ini, mungkin harus membutuhkan keahlian keseimbangan yang baik.

Karena, bermain egrang tidaklah mudah. Permainan yang terbuat dari kayu atau bambu ini, dibuat bak tongkat yang bisa dinaikkan dan digunakan untuk berjalan.

Bahkan, buat kamu yang baru mencoba, pasti akan sulit menyeimbangkannya, bahkan hingga terjatuh berkali-kali hingga akhirnya berhasil/.

9. Bentengan

Pernah main bentengan waktu sekolah di jam olahraga? Pasti kamu anak 90-an ya! Karena permainan tradisional bentengan merupakan salah satu permainan yang membutuhkan kerjasama kelompok.

Pasalnya, semua peserta benteng harus menjaga benteng dan anak buah, agar tidak diambil musuh.

Bahkan, sesekali musuh akan memberontak, agar pemilik bentek memencar dan musuh akan lebih mudah menangkapnya, dan menguasai benteng.

10. Gasing

Bukan anak 90-an kalau kamu belum pernah main permainan tradisional gasing, yang terbuat dari kayu, atau plastik.

Biasanya, sepulang sekolah anak-anak akan berkumpul di lapangan untuk beradu gasing masing-masing.

Untuk bisa bermain gasing, setiap anak harus memiliki satu gasing. Biasanya, beradu gasing bisa dilakukan di tanah lapang, atau di dalam kuali raksasa.

Ketika beradu, siapa gasing yang paling cepat berhenti, dialah yang kalah. Kalau Kamu, pernah punya gasing jenis apa?

11. Ular Naga Panjang

Permainan tradisional yang satu ini sangat unik. Selain tidak membutuhkan properti, permainan ini juga memiliki lagu yang harus dinyanyikan, saat permainan dimulai.

Peserta dalam permainan ini juga tidak terbatas, namun minimal ada empat orang. Dimana dua orang diantaranya harus menjadi penjaga, dan membuat terowongan.

Peserta lainnya, akan berbaris bak ular naga yang panjang, sambil bernyanyi. ketika lagu habis, penjaga akan menutup terowongannya. Peserta yang kena perangkap terowongan saat lagu habis, maka akan keluar dari barisan.

12. Rangku Alu

Sudah jarang dimainkan, permainan rangku alu juga membutuhkan keahlian dalam berkonsentrasi. Permainan yang juga memiliki lagu ini, membutuhkan empat batang bambu sebagai properti.

Selanjutnya, ada satu peserta yang akan menari-nari di atas bambu yang digerakan. Bambu sendiri digerakan oleh empat orang, yang masing-masing menggerakan ujung bambu ke kiri dan ke kanan, sesuai irama.

13. Pletokan

Merasa menjadi seorang penembak ulung, permainan tradisional ini sangat digemari pada zamannya oleh anak laki-laki maupun perempuan.

Permainan ini hanya membutuhkan sebuah bambu kecil yang sudah di rakit, dan koran basah sebagai pelurunya.

Biasanya, anak-anak zaman dulu memainkan alat ini untuk bermain perang-perangan, atau untuk menembak burung.

Pelurunya sendiri tidak terlalu sakit jika terkena tubuh, namun suara yang dihasilkan sangat nyaring bak petasan. Itu lah yang membuat pletokan menjadi seru!

14. Mendorong Ban Bekas

Karena zaman dulu belum banyak permainan modern, sehingga barang bekas pun bisa dijadikan mainan, seperti ban sepeda bekas.

Sehingga, anak-anak sering memainkan ban sepeda bekas sebagai permainan tradisional, yang digerakan dengan tongkat, agar bisa berjalan.

Biasanya, permainan ini dijadikan untuk perlombaan. Siapa yang berhasil membawa ban sepeda bekas tersebut, ke garis finish, maka dia adalah pemenangnya.

Tidak mudah untuk membuat ban berjalan seimbang dan lurus. Kamu harus membutuhkan kecepatan yang pas, keseimbangan, dan pukulan yang tepat.

15. Layang-layang

Permainan tradisional yang masih dimainkan hingga kini salah satunya adalah layangan. Selain mudah dibuat, bermain layangan juga sangat mengasyikkan.

Kamu hanya membutuhkan layangan, bisa beli atau membuatnya sendiri, beserta benang (senar).

Untuk memainkannya, kamu hanya butuh lahan luas dan lapang, seperti lapangan, sawah, hingga pantai.

Selain itu, kamu juga pasti akan membutuhkan bantuan angin, dan keahlian yang tidak mudah.

Saat ini, bentuk layangan tidak hanya kotak saja, tapi sudah banyak divariasikan dengan bentuk yang unik. Mulai dari bentuk kupu-kupu, topeng, kuntilanak, hingga keranda. Sungguh kreatif ya orang Indonesia!

Nah, itu dia beberapa permainan Indonesia yang bikin kangen masa kecil, dan perlu dilestarikan. Meski zaman sudah semakin modern, penjual mainan tradisional nyatanya juga masih banyak loh.

Jika kamu ingin mengembangkan permainan tradisional ini hadir kembali, kamu bisa loh membuat usaha mainan tradisional, namun dengan keunikan tersendiri.

Memang tak mudah untuk membuat anak-anak zaman sekarang, beralih ke permainan tradisional, setelah mengenal gadget. Namun, dengan memulai usaha lebih dulu, kamu bisa membantu anak-anak mencintai kembali permainan tradisional, sekaligus melestarikannya agar tidak punah.

Kategori
Kesenian

Lagu Daerah Indonesia dari 34 Provinsi Terlengkap

Lagu Daerah Indonesia dari 34 Provinsi

Dari banyaknya lagu daerah Indonesia, kamu mungkin hanya mengetahui sebagian kecilnya, seperti Ampar-Ampar Pisang, Yamko Rambe Yamko dan Ondel Ondel. Hal itu dikarenakan tiga lagu tersebut merupakan lagu terkenal yang paling sering diputar. Namun sebenarnya, masih banyak lagu daerah Indonesia lainnya yang belum diketahui. Untuk itu, pada kesempatan kali ini Randys-Restaurant akan mengulas secara lengkap lagu daerah Indonesia dari 34 provinsi khusus untuk kamu. Simak bersama-sama, yuk!

Sekilas tentang Lagu Daerah

Sebelum mengulas lebih jauh tentang lagu daerah Indonesia, ada baiknya jika kamu mengetahui terlebih dahulu sekilas informasi dasar tentang lagu daerah itu sendiri.

Sesuai dengan namanya, lagu daerah merupakan sebuah lagu yang berasal dari suatu daerah, dan biasanya memiliki tema kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Pengambilan tema tersebut ditujukan, agar lagu ini dapat dengan mudah dipahami oleh para pendengarnya dan diterima di berbagai kegiatan masyarakat.

Di samping itu, lagu daerah Indonesia umumnya juga memiliki lirik yang sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing, contohnya seperti lagu Rasa Sayange dari Maluku dan Manuk Dadali dari Jawa Barat.

Selain itu, pencipta dari lagu daerah Indonesia pun umumnya anonim atau tidak diketahui. Meski begitu, lagu daerah tetap populer karena sering dinyanyikan oleh masyarakat daerah setempat, maupun masyarakat lainnya yang tinggal diluar daerah asal terciptanya lagu tersebut.

Fungsi Lagu Daerah

Jika berbicara soal fungsi atau manfaat, lagu daerah Indonesia sejatinya memiliki banyak sekali fungsi, di antaranya yaitu:

  • Sebagai identitas negara
  • Sebagai lagu pengiring untuk sebuah tarian dan pertunjukan
  • Sebagai lagu pengiring untuk upacara adat atau tradisi
  • Sebagai media untuk berkomunikasi
  • Sebagai media untuk bermain
  • Sebagai sarana ekonomi atau mata pencaharian
  • Meningkatkan rasa cinta kebudayaan

Ciri-ciri Lagu Daerah

Setelah di pembahasan sebelumnya kamu sudah mengetahui sekilas informasi tentang lagu daerah Indonesia beserta fungsinya, maka di pembahasan kali ini kamu akan mengetahui ciri-ciri dari lagu daerah itu sendiri.

Adapun beberapa ciri dari lagu daerah, di antaranya yaitu:

  • Penciptanya tidak diketahui atau anonim
  • Menggunakan bahasa daerah setempat untuk lirik lagu
  • Lagu daerah umumnya diwariskan atau hasil turun-temurun
  • Lagu daerah umumnya memiliki beberapa versi yang disesuaikan dengan daerah lainnya dalam suatu etnis
  • Lagu daerah biasanya terdiri dari dua hingga delapan bait syair

Lagu Daerah Indonesia dari 34 Provinsi

Seperti yang sudah disinggung di pembahasan sebelumnya, bahwa lagu daerah Indonesia sangat banyak.

Jika dihitung, mungkin ada ratusan bahkan ribuan lagu daerah yang sudah tercipta hingga saat ini.

Pasalnya, Indonesia sendiri memiliki 34 provinsi, yang setiap provinsinya terdiri dari banyak daerah dengan aneka ragam bahasa daerah dan kebudayan.

Maka dari itu, tidak heran apabila Indonesia memiliki lagu daerah yang sangat beragam. Lantas, apa saja lagu daerah tersebut? Yuk simak ulasan lagu daerah Indonesia dari 34 provinsi berikut ini.

1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

  • Bungong Jeumpa
  • Piso Surit
  • Lembah Alas

2. Provinsi Sumatera Barat

  • Ayam Den Lapeh
  • Badindin
  • Gelang Sipaku Gelang
  • Kampuang Nan Jauh Di Mato
  • Malam Baiko
  • Tak Tong-Tong
  • Dayung Palinggam
  • Anak Daro

3. Provinsi Sumatera Utara

  • Sinanggar Tulo
  • Sing Sing So
  • Sengko-sengko
  • Anju Ahu
  • Butet
  • Dago Inang Sarge
  • Madekdek Magambiri

4. Provinsi Riau

  • Soleram
  • Laksmana Raja di Laut
  • Lancang Kuning
  • Kutang Barendo

5. Provinsi Kepulauan Riau

  • Segantang Lada
  • Pak Ngah Balek

6. Provinsi Jambi

  • Selendang Mayang
  • Timang Timang Anakku Sayang
  • Batanghari
  • Dodoi Si Dodoi
  • Injit Injit Semut
  • Pinang Muda

7. Provinsi Sumatera Selatan

  • Kebile Bile
  • Dek Sangke
  • Cuk Mak Ilang

8. Provinsi Bengkulu

  • Lalan Belek
  • Sungai Suci
  • Umang-umang

9. Provinsi Bangka Belitung

  • Yok Miak

10. Provinsi Lampung

  • Anak Tupai
  • Adi-adi Laun Lambar
  • Cangget Agung
  • Tanoh Lado
  • Muloh Tungga
  • Teluk Lampung
  • Penyandangan
  • Bumi Lampung
  • Lipang Lipandang

11. Provinsi DKI Jakarta

  • Kicir-Kicir
  • Jali-Jali
  • Ondel Ondel
  • Keroncong Kemayoran
  • Lenggang Kangkung
  • Sirih Kuning
  • Ronggeng
  • Surilang

12. Provinsi Jawa Barat

  • Manuk Dadali
  • Bajing Luncat
  • Tokecang
  • Warung Pojok
  • Pileuleuyan
  • Sapu Nyere Pegat Simpay
  • Es Lilin
  • Cing Cangkeling
  • Bubuy Bulan
  • Neng Geulis
  • Panon Hideung

13. Provinsi Jawa Timur

  • Cublak-cublak Suweng
  • Gai Bintang
  • Kembang Malathe
  • Rek Ayo Rek
  • Keraban Sape
  • Tanduk Majeng

14. Provinsi Jawa Tengah

  • Jaranan
  • Gundul Pacul
  • Lir Ilir
  • Jamuran
  • Gambang Suling
  • Bapak Pucung

15. Provinsi Banten

  • Tong Sarakah
  • Jereh Bu Guru
  • Dayung Sampan

16. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  • Suwe Ora Jamu
  • Sinom
  • Pitik Tukung
  • Te Kate Dipanah

17. Provinsi Bali

  • Janger
  • Macepet Cepetan
  • Meyong-Meyong
  • Dewa Ayu
  • Mejangeran
  • Ngusak Asik

18. Provinsi Nusa Tenggara Timur

  • Anak Kambing Saya
  • Potong Bebek Angsa
  • Orere
  • O Nina Noi
  • Dsaku
  • Lerang Wutun
  • Bolelebo

19. Provinsi Nusa Tenggara Barat

  • Tutu Koda
  • Pai Mura Rame
  • Orlen-orlen
  • Helele U Ala De Teang
  • Moree
  • Tebe Onana

20. Provinsi Kalimantan Tengah

  • Manasai
  • Nuluya
  • Tumpi Wayu
  • Oh Indang Oh Apang
  • Palu Lempong Popi

21. Provinsi Kalimantan Barat

  • Cik Cik Periuk
  • Alon-alon
  • Kapal Belon
  • Aek Kapuas
  • Masjid Jami

22. Provinsi Kalimantan Timur

  • Oh Adingkoh
  • Indung-Indung

23. Provinsi Kalimantan Selatan

  • Ampar-Ampar Pisang
  • Saputangan Bapuncu Ampat
  • Paris Barantai

24. Provinsi Kalimantan Utara

  • Tuyang
  • Bebalon
  • Pinang Sendawar

25. Provinsi Sulawesi Utara

  • Si Patokaan
  • Ea Mokan
  • O Ina Ni Keke
  • Sitara Tillo
  • Tahanusangkara
  • Gadis Taruna
  • Tan Mahurang

26. Provinsi Sulawesi Tengah

  • Topi Gugu
  • Tondok Kadadiangku

27. Provinsi Sulawesi Barat

  • Tenggang Tenggang Lopi

28. Provinsi Sulawesi Selatan

  • Anging Mammiri
  • Pakarena
  • Ammac Ciang
  • Anak Kukang
  • Marencong-rencong
  • Ati Raja
  • Ganrang Pakarena

29. Provinsi Sulawesi Tenggara

  • Tana Wolio
  • Peia Tawa Tawa

30. Provinsi Gorontalo

  • Tahuli Li Mama
  • Moholunga
  • Dabu-Dabu
  • Binde Biluhuta

31. Provinsi Maluku

  • Ayo Mama
  • Ambon Manise
  • Burung Kakatua
  • Naik-Naik Ke Puncak Gunung
  • Mande-mande
  • Nona Manis Siapa Yang Punya
  • Rasa Sayange
  • Saule
  • Sayang Kene
  • O Ulate
  • Ole Sioh
  • Sarinande
  • Kole-Kole
  • Gunung Salahutu
  • Burung Tantina

32. Provinsi Maluku Utara

  • Una Kapita

33. Provinsi Papua

  • Sajojo
  • E Mambo Simbo

34. Provinsi Papua Barat

  • Yamko Rambe Yamko
  • Apuse

Itulah sederet lagu daerah Indonesia dari 34 provinsi beserta fungsi dan ciri-cirinya. Buat kamu yang tertarik dan ingin belajar lebih jauh tentang kebudayaan Indonesia, khususnya lagu daerah, kamu bisa banyak membaca buku, mendengarkan lagu bahkan melanjutkan pendidikan ke kesenian musik daerah.

Kategori
Kesenian

25 Tarian Daerah Terbaik Berikut Gambar, Properti & Maknanya

Berikut ini daftar tarian daerah di Indonesia lengkap beserta gambar, asal daerah, properti dan maknanya.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang tidak hanya dilimpahi keindahan alam melainkan juga kekayaan budaya.

Salah satu contoh kekayaan budaya tersebut adalah ragam tarian daerah yang jumlahnya sangat banyak. Bahkan, hampir setiap daerah di 34 provinsi yang ada memiliki tarian daerahnya sendiri.

Tidak hanya indah dan bisa menghibur siapa saja yang menyaksikannya, tari-tarian daerah Indonesia memiliki kesitimiwaan dan ciri khasnya masing-masing.

Tarian Daerah di Indonesia dan Asalnya

Nah, artikel kali ini akan mengulas tentang tari-tarian daerah paling populer di Indonesia beserta provinsi asalnya. Yuk, simak daftarnya di bawah ini:

1. Saman (Aceh)

Tari Saman Aceh

Mari kita mulai dari daerah paling barat di Indonesia, Aceh. Salah satu tarian daerah paling populer di Daerah Istimewa Aceh adalah tari saman. Tidak hanya populer di dalam negeri, tari saman juga dikenal di mancanegara.

Tidak jarang, tarian yang biasanya dilakukan orang banyak penari sekaligus ini dipertunjukkan dalam event kebudayaan di luar negeri.

Bahkan, UNESCO, organisasi kelimuan, pendidikan dan kebudayaan yang bernaung di bawah PBB, memasukkan tari saman dalam daftar warisan budaya yang memerlukan perlindungan mendesak dari Badan PBB Urusan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan.

Gerakan tari saman cukup sulit dilakukan karena membutuhkan kecepatan, akurasi dan kekompakan.

Untuk bisa menarikannya, suatu kelompok penari saman bisa berlatih selama berminggu-minggu bahkan berbulan bulan, lho Randys.

2. Tor Tor (Tapanuli Utara)

Tor Tor Tapanuli Utara

Di utara Pulau Sumatra, tepatnya di sekitar Danau Toba, terdapat suku Batak yang memiliki tarian daerah bernama tor tor.

Tarian ini biasanya ditarikan oleh orang Batak dalam berbagai ritual penting seperti pesta pernikahan, pesta kematian, syukuran panen hingga upacara penyembuhan orang sakit.

Saat menari Tor Tor, orang Batak biasanya diiringi permainan alat musik Mangondangi yang terdiri dari 9 buah gondang (gendang batak), terompet khas Batak dan suling. Gerakan tari tor tor tidak rumit dan relatif lebih mudah dipelajari karena gerakannya monoton.

Di era sekarang, penari tor tor biasanya memasukkan unsur-unsur tambahan dalam koreografi-nya.

3. Tari Piring (Minangkabau)

Tari Piring Minangkabau

Dari Barat Pulau Sumatra, tepatnya di Minangkabau, terdapat tari piring yang punya gerakan indah dan kaya makna.

Tari piring merupakan simbolisasi dari pemberian persembahan kepada sang pencipta atas keberhasilan panen.

Namun, di masa sekarang tari piring sudah dipertunjukkan secara bebas dalam berbagai perayaan.

Tari piring biasanya ditampilkan oleh 3 hingga 5 penari yang memegang dua hingga tiga piring dalam tangannya dan gelang lonceng kecil yang diikat pada kaki penari.

Tarian luwes dan indah ini biasanya diiringi oleh alunan alat musik tradisional Minangkabau yakni bong dan saluang.

4. Turuk Langgai (Mentawai)

Turuk Langgai Mentawai

Nama tarian ini memang kurang terkenal dibandingkan nama tarian daerah lainnya yang ada di artikel ini.

Namun, seiring semakin terkenalnya Kepulauan mentawai sebagai salah satu surga wisata dan tujuan wisata air kelas internasional, Turuk Langgai lambat laun mulai dikenal secara luas.

Turuk Langgai merupakan tarian khas etnis Mentawai yang terinspirasi dari gerakan hewan seperti burung, ular, ayam hingga monyet.

Turuk Langgai biasanya ditampilkan dengan iringan alat musik tradisional Mentawai yakni gendang kajeuma dan uliat.

5. Tari Ronggeng Blantek (Betawi)

Tari Ronggeng Blantek Betawi

Etnis Betawi juga memiliki beragam tarian daerah yang populer sejak zaman kolonial Belanda. Salah satu tarian daerah yang terkenal adalah Ronggeng Blantek.

Tarian yang memiliki tempo cepat dan gerakan enerjik ini awalnya ditampilkan sebagai pembuka teater rakyat Betawi, Topeng Blantek.

Tarian yang ditarikan oleh penari perempuan ini biasanya dipertunjukkan dengan iringan alat musik populer Betawi seperti terompet, trombone, baritone, gendang, gong, simbal, dan tehyan.

6. Tari Jaipong (Karawang)

Tari Jaipong Karawang

Di antara tarian daerah yang ada di daftar ini, Jaipong merupakan tarian yang muncul di era yang relatif lebih modern.

Tepatnya, Jaipong muncul pada tahun 1976. Tarian yang gerakannya menggabungkan unsur silat, wayang golek dan ketuk tilu ini diciptakan oleh seniman Jawa Barat, H. Suanda dan Gugum Gumbira.

Saat ditarikan, Jaipong biasanya diiringi oleh musik Jaipongan yang terdiri dari gong, kecapi, gendang dan rebab.

7. Tari Topeng (Cirebon)

Tari Topeng Cirebon

Tari topeng merupakan tarian daerah Cirebon yang sangat populer di semua kalangan, baik kalangan kraton maupun masyarakat jelata.

Saking populernya, Sunan Gunung Jati menggunakan tarian ini sebagai media dakwah saat menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.

Para penari topeng biasanya mengenakan 5 jenis topeng yang berbeda-beda. Tiap topeng memiliki nama dan wataknya masing masing.

Topeng panji, contohnya, menyimbolkan bayi yang masih bersih dari dosa, sedangkan topeng pamindo merupakan kesatria, sementara topeng patih menggambarkan kedewasaan.

8. Tari Bedhaya (Yogyakarta)

Tari Bedhaya Yogyakarta

Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan tarian daerah. Salah satu tarian daerah yang populer adalah tari bedhaya.

Tarian yang biasanya ditampilkan oleh penari perempuan ini dulunya dipertunjukkan untuk kalangan keraton saja.

Tarian ini bercerita tentang sosok spiritual yang diyakini sebagai penguasa dunia kebatinan di pantai utara Jawa, Nyi Roro Kidul.

Tari Bedhaya banyak menampilkan gerakan gerakan-gerakan gemulai bertempo lambat. Bedhaya Ketawang dimainkan dengan diiringi perangkat gamelan lengkap.

9. Tari Serimpi (Yogyakarta)

Tari Serimpi Yogyakarta

Sama seperti bedhaya, pada awalnya tari serimpi merupakan tari yang haya dipentaskan di keraton saja.

Tarian ini konon dipentaskan ketika ada peristiwa penting dalam keraton seperti pergantian pejabat tinggi.

Tari serimpi sendiri banyak jenisnya, Randys. Contohnya, serimpi genjung, serimpi babul layar, serimpi bondan, serimpi anglir mendung dan serimpi dhempel.

Biasanya, tarian ini dimainkan oleh empat penari yang melambangkan api, air, angin dan tanah dan berpakaian layaknya putri keraton.

10. Tari Gambyong (Solo)

Tari Gambyong Solo

Dari Jawa tengah, tepatnya di Kota Solo, terdapat tarian daerah yang sudah dikenal sejak zaman raja-raja Jawa kuno yakni tari gambyong. Pada perkembangannya, tarian ini terus berkembang dengan koreografi yang bermacam-macam.

Tarian ini sebenarnya berakar dari tayub, sebuah tarian rakyat yang biasa dimainkan ketika pesta panen.

Namun, pihak kraton membawa tarian ini dan mengembangkannya menjadi tarian yang luwes dan penuh dengan gerakan indah yang sanggup membius mata.

11. Tari Reog (Ponorogo)

Tari reog adalah salah satu tarian daerah asli Ponorogo, Jawa Timur, yang telah mendunia. Tarian tradisional ini dimainkan oleh sejumlah pria yang menggunakan topeng kepala singa bermahkotakan bulu-bulu merak. Berat topeng besar ini bisa mencapai 50 kilogram, lho Randys.

Tari tradisional ini konon diciptakan oleh Ki Ageng Kutu, seorang abdi raja Majapahit terakhir, Bra Kertabumi. Ki Ageng Kutu yang kemudian memberontak pada rajanya tersebut menggunakan tarian ini sebagai sindiran bagi sang raja yang dianggapnya korup dan berada di bawah pengaruh Cina.

Hal ini diperlihatkan lewat properti singa barong yang merepresentasikan sang raja dan bulu-bulu merak di atas kepalanya yang melambangkan pengaruh Cina.

12. Tari Jaran Kepang (Ponorogo)

Tarian daerah ini merupakan bagian dari tari reog yang sudah kita bahas di atas. Tari jaran kepang merupakan jenis tarian yang tersebar di sejumlah wilayah di pulau Jawa. Ada yang menyebutnya tari kuda lumping atau tari jatilan.

Tarian yang menggunakan anyaman bambu dan kulit binatang yang berbentuk seperti kuda ini menceritakan tentang para prajurit Majapahit yang gagah berani.

Salah satu keunikan dari tarian ini adalah para pemainnya yang bisa mengalami trance (kesurupan) dan melakukan tindakan berbahaya seperti memakan potongan kaca atau mengupas kelapa menggunakan gigi.

13. Tari Kecak (Bali)

Selain reog, tari kecak merupakan salah satu tarian daerah di Indonesia yang banyak dikenal oleh orang asing. Maklum, tarian ini sangat sering dipertunjukkan baik di Bali maupun di luar negeri.

Tari kecak sendiri diciptakan oleh penari Bali, Wayan Limbak dan pelukis asal Jerman, Walter Spies.

Tarian yang biasanya dimainkan oleh belasan bahkan puluhan laki-laki ini diambil dari tarian ritual penolak bala bernama tari sanghyang.

Tarian yang dimainkan tanpa alat musik ini bercerita tentang pasukan kera yang membantu Rama melan raja jin yang jahat, Rahwana.

14. Tari Pendet (Bali)

Salah satu tarian tertua di Bali ini dikenal sebagai tarian penyambutan bagi tamu atau turis yang datang ke sebuah tempat wisata. Namun, tari ini sebenarnya merupakan tarian ritual yang awalnya hanya dipentaskan di pura.

Tari yang bisa juga dipentaskan secara beramai-ramai ini merupakan bagian dari ritual penyambutan turunnya dewata ke bumi.

Biasanya penari pendet mengenakan kemben dan kain berwarna keemasan sambil memegang bokor, tempat menaruh bunga yang nantinya akan ditaburkan.

15. Tari Kancet Ledo/Tari Gong (Kutai Kertanegara)

Tarian asal Kalimantan Timur ini dikenal akan keindahan gerak tarinya dan keunikan busana serta kelengkapan tari yang dikenakan penari.

Dalam versi aslinya, para penari perempuan yang menggunakan pakaian adat Dayak Kenyah ini harus menari di atas gong. Itulah alasannya jika tarian ini juga disebut sebagai tari gong.

Selain memiliki makna keseimbangan dalam hidup, tarian ini sendiri memiliki menyimbolkan karakter wanita dayang yang cantik, pandai dan indah untuk dipandang.

16. Tari Tempurung (Sulawesi Utara)

Tari tradisional dari Sulawesi Utara ini menggunakan atribut tempurung atau batok kelapa yang biasa digunakan warga sebagai wadah tertentu atau mangkuk. Suara dari tempurung yang saling dipukul akan membunyikan suara khas yang nyaring.

Tarian ini mempunyai makna sebagai ungkapan rasa syukur serta apresiasi terhadap keluarga petani atas hasil panen kopra atau buah kelapa.

17. Tari Kipas Pakarena (Sulawesi Selatan)

Tari Kipas Pakarena berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Setiap gerakan dari tarian mencerminkan karakter perempuan Gowa yang patuh, sopan, dan hormat terhadap laki-laki, khususnya terhadap suami.

Terdapat aturan unik pada tarian ini. Para penari tidak diperbolehkan membuka matanya terlalu lebar, sementara gerakan kakinya tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Tarian ini biasanya berlangsung selama sekitar dua jam.

18. Tari Paduppa Bosara (Sulawesi Selatan)

Tari Padduppa Bosara adalah tarian penyambutan orang bugis-makassar. Tarian ini menggunakan properti berupa Bosara yang biasa digunakan unutk menghidangkan makanan jika kedatangan tamu.

Pada zaman dahulu kesenian tradisional ini sering ditarikan untuk menjamu raja, menyambut tamu agung, pesta adat, dan pesta perkawinan.

Bosara sendiri merupakan tempat sajian kue tradisional atau lauk yang biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian acara tertentu, khususnya acara yang bersifat tradisional dan kebudayaan.

19. Tari Gandrung Lombok (Nusa Tenggara Barat)

Tari Gandrung merupakan kesenian tari tradisional asal Lombok yang ditarikan oleh penari wanita yang diiringi dengan seperangkat gamelan. Tarian ini biasanya juga ditampilkan dengan puisi dan nyanyian.

Meski namanya serupa, tari gandrung asal Lombok berbeda dengan yang ada Jawa maupun Bali.

Perbedaan yang sangat menonjol dapat ditemukan baik pada gerakan, kostum maupun penyajian pertunjukannya.

Awalnya, tarian ini digunakan untuk menghibur para prajurit setelah pulang dari medan perang. Dengan iringan dari beberapa perangkat Gamelan yang ada, para penari wanita menari sambil mengajak satu persatu para prajurit untuk menari secara berpasangan.

20. Tari Caci (Nusa Tenggara Timur)

Tari Caci atau adalah tari perang antara sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk dan perisai.

Penari yang bersenjatakan cambuk (pecut) bertindak sebagai penyerang dan seorang lainnya bertahan dengan menggunakan perisai (tameng).

Tari ini dimainkan saat syukuran musim panen, ritual tahun baru, upacara pembukaan lahan, serta dipentaskan untuk menyambut tamu penting.

21. Tari Lego Lego (Nusa Tenggara Timur)

Tari Lego-Lego berasal dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini ditujukan untuk mengajak masyarakatnya bersatu membangun kampung dan negeri dan biasa ditampilkan pada saat upacara adat.

Tarian ini biasanya dilakukan oleh anak-anak muda. Para perempuan dan lelaki setempat yang terlibat dalam tarian ini mengenakan kain tradisional. Sementara, bagian bernyanyi dan berpantun biasanya dilakukan oleh orang-orang tua.

22. Tari Tide Tide (Maluku Utara)

Tari Tide Tide adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Halmahera Utara, Maluku Utara. Tarian ini biasanya ditarikan secara berpasangan oleh pria dan wanita pada acara-acara tertentu seperti pesta adat, penyambutan, pernikahan, dan lainnya.

Tide Tide merupakan tarian yang memberikan gambaran tentang kehidupan pergaulan antara pria dan wanita di Halmahera pada masa itu.

Dalam pertunjukannya, para penari akan diiringi dengan alunan musik dari tifa, biola, dan gong.

23. Tari Saureka Reka (Maluku)

Tarian Saureka Reka dimainkan oleh muda mudi yang terdiri dari 4 laki-laki dan 4 perempuan.

Pada mulanya, tarian ini dimainkan hanya pada saat musim panen sagu yang merupakan ungkapan rasa syukur rakyat namun pada saat ini tarian Saureka Reka sudah banyak dimainkan pada pertunjukkan-pertunjukkan.

Properti yang digunakan untuk tarian ini adalah gaba-gaba, tifa, dan totobuang. Gaba-gaba hanya dimainkan oleh laki-laki sementara perempuan menari menghindari gaba-gaba. Sedangkan tifa dan totobuang digunakan sebagai musik pengiring tarian.

24. Tari Selamat Datang (Papua Timur)

Tari Selamat Datang dari Papua Timur ini merupakan bentuk ungkapan rasa hormat dan juga ungkapan rasa syukur serta kebahagiaan masyarakat Papua dalam menyambut para tamu. Tarian Selamat Datang dilakukan secara beramai-ramai.

Umumnya dilakukan oleh wanita. Para penari membentuk sebuah lingkaran dan menari serta bernyanyi secara bersahutan.

Penari wanita menjemput para tamu dan memakaikan sebuah penutup kepala dan kalung untuk bentuk penghormatan.

Para pria biasanya baru akan bergabung menari ketika tarian sudah setengah perjalanan. Mereka ikut berputar dengan sesekali mengangkat tombak, panah, dan senjata-senjata lain kebanggaan mereka.

25. Tari Sajojo (Papua)

Tari Sajojo merupakan tarian tradisional yang berasal dari Papua. Tarian ini sering dipentaskan di berbagai acara, baik acara adat, budaya, maupun sekedar untuk hiburan.

Kesenian tari ini tidak diketahui secara pasti asal usulnya. Menurut beberapa sumber, tarian ini sudah mulai ada sejak tahun 1990-an.

Nama tari Sajojo diambil dari judul lagu yang mengiringinya yaitu Sajojo. Lagu “Sajojo” merupakan lagu daerah dari Papua yang menceritakan tentang sebuah kisah perempuan cantik dari desa.

Kostum tarian ini hampir sama dengan kostum tarian tradisional Papua lainnya. Kostumnya biasanya merupakan busana tradisional yang terbuat dari akar atau daun.

Nah, Randys, itulah sejumlah tarian daerah dan asalnya yang harus kamu ketahui sebagai pelajar maupun generasi penerus bangsa.